BiayaRawat Inap. Artikel kali ini akan membahas tentang rincian biaya rumah sakit karena seperti kita ketahui di rumah kaki tidaklah kecil, jadi lewat artikel ini minimal Anda da

Tentang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto diresmikan pada tanggal 26 Juli 1950, yang berada di bawah naungan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. RSPAD Gatot Soebroto memiliki Visi menjadi Rumah Sakit berstandar Kepresidenan dan menjadi kebanggaan prajurit & masyarakat. Dengan Misi memberi pelayanan kesehatan untuk Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, mendukung sistem kesehatan nasional, memberi fungsi dan rujukan tertinggi bagi rumah sakit TNI, dan meningkatkan kemampuan tenaga kerja.

Artinya misal pada tahun sebelumnya biaya kesehatan rawat inap di rumah sakit berkisar Rp500 ribuan per hari, maka nominalnya akan naik menjadi Rp555 ribu di tahun 2018. Angka tersebut akan terus meningkat di tahun selanjutnya. RS Medistra beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto kavling 59, Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Based on Kenmenkes RI in 2014, it explains about coding which has the meaning as an activity of providing main diagnosis codes and secondary diagnoses in accordance with ICD-10 and providing procedure codes in accordance with ICD-9CM. Coding inaccuracies can affect the financing of health services, this study was conducted to see the accuracy of the main and secondary diagnosis codes of surgical cases of inpatients at Duren Sawit Hospital using descriptive research methods with a quantitative approach, namely writing aims to describe the results obtained on the accuracy of diagnosis codification. Informants in this study were inpatient coders at RSKD Duren Sawit, data collection in this study using interviews and observation methods. The results of this study indicate that the coding SPO uses the latest procedures based on an electronic system, the educational background of the coder at RSKD Duren Sawit has an important role in the quality of the correct code. The competence of the coder at RSKD Duren Sawit still has to undergo deeper learning, in the results of coding research on surgical cases of inpatients, it was found that the average dignosis code that had accuracy was 58 and 33 were inappropriate, and it was also found that the results of the accuracy of the secondary diagnosis were 84 and 7 were inappropriate. Based on the 4 characters, the inaccuracy occurred in the main diagnosis of the majority in the 4th character as many as 31 There are factors that become obstacles to the identification of 5M, namely the man factor, the lack of accuracy of doctors in inputting diagnoses and the lack of accuracy of officers in re-examining incorrect diagnosis codes and having to undergo learning related to coding more deeply for diagnosis coding officers who are not from academic graduates of medical records. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, November 2022, 2 11, 917-925 p-ISSN 2774-6291 e-ISSN 2774-6534 Available online at DOI 917 TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PADA KASUS BEDAH PASIEN RAWAT INAP DI RSKD DUREN SAWIT Ririn Rahayu1, Laela Indawati2, Lily Widjaja3, Nanda Aula Rumana4 Fakultas ilmu-ilmu kesehatan, Universitas esa unggul Jakarta, Indonesia 1,2,3,4 ririnrahayuimut1234 Received Revised Accepted 01-11-2022 07-11-2022 14-11-2022 Berdasarkan Kenmenkes RI tahun 2014 menjelaskan mengenai koding yang mempunyai arti sebagai kegiatan pemberian kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD-9CM. Ketidaktepatan pengodean dapat mempengaruhi pembiayaan pelayanan kesehatan, penelitian ini dilaksanakan untuk melihat ketepatan kode diagnosis utama dan sekunder kasus bedah pasien rawat inap di RSKD Duren Sawit dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penulisan bertujuan dapat menggambarkan hasil yang didapatkan terhadap ketepatan kodifikasi diagnosis. Informan dalam penelitian ini adalah koder rawat inap di RSKD Duren Sawit, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh. Pada hasil penelitian ini menunjukkan SPO pengodean menggunakan prosedur terbaru berdasarkan sistem elektronik, latar belakangan pendidikan coder di RSKD Duren Sawit memiliki peran penting terhadap kualitas kode yang tepat. Seorang coder di RSKD Duren Sawit Jakarta Timur diperkenankan untuk melakukan pelatihan pengodean diagnosis lebih dalam lagi, pada hasil penelitian pengodean pada kasus bedah pasien rawat inap ditemukan rata-rata kode dignosis yang memiliki ketepatan yaitu 58 63,74% dan 33 36,26% yang tidak tepat, serta ditemukan juga hasil dari ketepatan diagnosis sekunder 84 92,30% dan 7 7,70% yang tidak tepat. Berdasarkan 4 karakter, ketidaktepatan terjadi pada diagnosis utama mayoritas pada karakter ke-4 sebanyak 31 34,7%. Terdapat faktor yang menjadi hambatan dari identifikai 5M, yaitu faktor man manusia kurang telitinya dokter dalam menginput diagnosis dan kurang telitinya petugas dalam memeriksa kembali kode diagnosis yang kurang tepat dan harus menjalani pembelajaran terkait pengodean lebih dalam lagi untuk petugas pengodean diagnosis yang tidak memiliki latar belakang akademik rekam medis. Kata kunci Ketepatan; Kodifikasi Penyakit; Bedah;5M Based on Kemenkes RI in 2014, it explains about coding which has the meaning as an activity of providing main diagnosis codes and secondary diagnoses in accordance with ICD-10 and providing procedure codes in accordance with ICD-9 CM. Coding inaccuracies can affect the financing of health services, this study was conducted to see the accuracy of the main and secondary diagnosis codes of surgical cases of inpatients at Duren Sawit Hospital using descriptive research methods with a quantitative approach, namely writing aims to describe the results obtained on the accuracy of diagnosis codification. Informants in this study were inpatient coders at RSKD Duren Sawit, data collection in this study using saturated sample technique. The results of this study indicate that the coding SPO uses the latest procedures based on an electronic system, the educational background of the coder at RSKD Duren Sawit has an important role in the quality of the correct code. A coder at Duren Sawit Hospital, East Jakarta Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 918 is allowed to conduct more diagnosis coding training, on the results of coding research on surgical cases of inpatients, it was found that the average diagnosis code that had accuracy was 58 and 33 were inappropriate, and also found the results of the accuracy of the secondary diagnosis 84 and 7 were inappropriate. Based on 4 characters, inaccuracy occurred in the main diagnosis, the majority in the 4th character as many as 31 There are factors that become obstacles to the identification of 5M, namely the man factor, the lack of accuracy of doctors in inputting diagnoses and the lack of accuracy of officers in re-examining diagnosis codes that are less precise and must undergo learning related to coding more deeply for diagnosis coding officers who do not have an academic background in medical records. Keywords Accuracy, Disease Codification, Surgery, 5M *Correspondence Author Ririn Rahayu Email ririnrahayuimut1234 PENDAHULUAN Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien Abduh, 2021. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang telah diberikan kepada pasien dan pengobatan baik di rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat Pasaribu & Sihombing, 2017. Dalam melakukan pengkodean diagnosis pada rekam medis pasien, petugas coder menggunakan aturan pada ICD-10 International Statistical Classification of Disease and Related Health Problem untuk menetapkan kode diagnosis Isnaini, 2019. Sistem klasifikasi penyakit merupakan sistem yang mengelompokkan penyakit dan prosedur-prosedur yang sejenis dalam suatu kelompok nomor kode penyakit dan tindakan yang sejenis Irmawan et al., 2013. Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan PMIK adalah klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Penggunaan prosedur dan istilah penyakit yang berbeda-beda mengakibatkan pengumpulan dan pengolahan data morbiditas dan mortalitas menjadi tidak akurat Maryati et al., 2020. World Health Organization WHO menyatakan bahwa kasus bedah adalah masalah kesehatan masyarakat Siska, 2019. Berdasarkan data World Health Organization WHO Global Health Estimate GHE 2017, volume kebutuhan pembedahan terbagi menjadi tiga kategori yaitu 64,2 juta jiwa penyakit menular, maternal, perinatal, dan kondisi gizi, 208,8 juta jiwa pada penyakit tidak menular atau Non-Communicable Disease NCD. Prevalensi tindakan pembedahan di Indonesia diperkirakan sekitar tindakan per orang, jumlah tindakan operasi pada tahun 2017 sebanyak pasien yang diambil dari bedah obgyn, bedah umum, dan bedah ortopedi. Persentase tindakan operasi bedah obsgyn sebanyak 41,62%, bedah umum sebanyak 40,65% dan bedah orthopedi sebanyak 17,73%. Tahun 2015 World Health Assembly WHA mengeluarkan resolusi penguatan darurat dan perawatan bedah serta anestesi yang penting sebagai komponen Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 919 cakupan kesehatan universal atau Universal Health Coverage UHC. Prosedur pembedahan menempati urutan ke-11 dari 50 penanganan pola penyakit di rumah sakit seluruh Indonesia World Health Organization, 2017. Berdasarkan hasil penelitian ketepatan kode yang telah dilakukan oleh peneliti ketepatan kode diagnosis pada dokumen rekam medis pasien rawat jalan klinik Bedah masih kurang baik, persentase kode diagnosis yang tepat adalah 0% dan kode yang tidak tepat terdapat 100%. Rendahnya tingkat persentase ketepatan kode diagnosis disebabkan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya yaitu tulisan dokter yang sulit untuk dibaca oleh petugas coder Afrillia, 2017. Menurut hasil penelitian lain dari Mussy, 2018dengan judul Tinjauan ketepatan kode diagnosis utama kasus bedah pada pasien rawat inap di RSPAD Gatot Subroto Bulan Januari Tahun 2018, ketepatan kode diagnosis pada dokumen rekam medis kasus bedah pasien rawat inap menunjukan hasil bahwa ketidaktepatan kode diagnosis pasien sebanyak 33 45,3%, dan ketepatan pada kode diagnosis sebanyak 42 54,7%. Ketidaktepatan dalam pemberian kode penyakit dan tindakan dapat mempengaruhi jumlah biaya pelayanan kesehatan yang dibayarkan ke Rumah Sakit. Pembiayaan pelayanan kesehatan berbasis Case Base Groups CBGs sangat ditentukan oleh data klinik terutama kode diagnosis dan prosedur medis yang di input ke dalam software L Indawati, 2017. Terlihat dari dampak yang terjadi dari ketidaksesuaian pemberian kode penyakit, oleh karena itu ketepatan pada pemberian kode penyakit sangat penting Rahmadhani et al., 2020. Kasus bedah pasien rawat inap di RSKD Duren Sawit memiliki kode diagnosis utama, sekunder dan kode tindakan, peneliti hanya meneliti kode diagnosis utama dan sekunder yang masih memiliki ketidaktepatan kode diagnosis dikarenakan pada kode tindakan sudah sesuai dan tidak memiliki kode yang kurang tepat Laela Indawati, 2019. Peneliti melakukan observasi awal dengan meninjau ketepatan diagnosis utama rekam medis kasus bedah dengan kode ICD-10 Nursausan & Sukawan, 2022. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap 30 rekam medis kasus bedah pasien rawat inap pada bulan Juni – Juli 2021 ditemukan sebanyak 12 40% data rekam medis pasien bedah dengan diagnosa yang kurang tepat, dan terdapat 18 60% rekam medis yang tepat, ketidaktepatan terjadi disebabkan karena kurangnya ketelitian petugas coder dalam melaksanakan pengkodean diagnosis, dampak yang didapat dari ketidaktepatan pengkodean dapat menyebabkan terjadinya pending dan berpengaruh pada biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Rohmah et al., 2020. Permasalahan pengkodean yang terjadi pada pasien bedah di RSKD Duren Sawit dikarenakan kurang telitinya dokter dalam pemilihan diagnosis pasien yang menggunakan sistem otomatis dalam komputer sehingga terdapat kode ICD-10 bedah yang tidak tepat, dengan permasalahan yang terjadi pada pengkodean diagnosis di RSKD Duren Sawit, salah satunya kurang telitinya petugas coder dalam memeriksa kembali kode diagnosis yang telah dilakukan secara otomatis Pardede, 2020. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini dilaksanakan di RSKD Duren Sawit yang berada di jalan Jl. Duren Sawit Baru Pd. Bambu, Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 920 Khusus Ibukota Jakarta 13430, pada Unit Rekam Medis. Keseluruhan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 – Juli 2022. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penulisan bertujuan dapat menggambarkan hasil yang didapatkan terhadap ketepatan kodefikasi diagnosis yang didukung dengan hasil wawancara dan observasi di unit rekam medis RSKD Duren Sawit. Dengan pengumpulan data menggunakan teknik sampel jenuh, populasi pada penelitian ini diambil dari seluruh berkas rekam medis kasus bedah pasien rawat inap pada bulan Oktober –Desember 2021 berjumlah 91 Rekam medis. Sampel merupakan sebagian atau sebagai wakil dari populasi yang akan diteliti dari populasi tersebut, pada sampel penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh, dengan mengambil seluruh populasi yang ada yaitu 91 Rekam Medis. HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit merupakan rumah sakit khusus milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di JL. Duren Sawit Baru Kecamatan. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13430. RSKD Duren Sawit diresmikan pada tanggal 19 Juni 2002 oleh Bapak Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan status Satker Dinas Kesehatan DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 105 Tahun 2001. Pada awal berdirinya, RSKD Duren Sawit ditetapkan sebagai Rumah Sakit Jiwa Khusus Kelas B berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 237/MenKes-kesos/SK/III/2001 dengan kapasitas 122 tempat tidur, yang ditingkatkan menjadi 127 tempat tidur. pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006, berdasarkan SK Gubernur No. 2091 Tahun 2006, RSKD Duren Sawit ditetapkan sebagai unit kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan menerapkan model pengelolaan keuangan Unit Layanan Umum BLUD Kabupaten. Selain itu, RSKD kelas Duren Sawit ditetapkan sebagai rumah sakit khusus kelas A sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 330/MenKes/SK/2009. Pada tahun 2014, Gubernur Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 215 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus di Wilayah Duren Sawit. Berdasarkan hasil penelitian yang laksanakan dengan observasi dan wawancara, RSKD Duren Sawit sudah memiliki SPO untuk menetapkan kode diagnosis yang diterbitkan pada tanggal 25 Agustus 2016, namun untuk saat ini masih dalam pelaksanaan revisi dan belum dijadikan sebagai Standar Prosedur Operasional SPO yang disahkan. Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Tentang rumah sakit terdapat menjelaskan Prosedur operasi standar adalah seperangkat instruksi atau langkah-langkah beku untuk menyelesaikan beberapa proses kerja rutin. Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 921 Tabel 1. Pelaksanaan Tahapan SPO Coding Tahun 2016 dan Tahapan Pelaksanaan SPO Coding Saat Ini Tahapan Spo Coding 25 Agustus 2016 Tahapan Pelaksanaan Coding Saat Ini Petugas Mobilisasi Dana menerima berkas dari penata rekening dan melakukan verifikasi, menyatukan berkas yang belum lengkap misalnya hasil pemeriksaan penunjang, formulir resep dan lembar jasa medis sesuai DPJP. Petugas coder menerima Data pasien JKN yang sudah lengkap dan terverifikasi sudah tersedia di folder bulan pelayanan pasien BPJS. Petugas Mobilisasi Dana melakukan penarikan data dari SIM RSKD Duren Sawit dengan sistem Bridging. Tim koding, mengkoding berdasarkan diagnosa dan tindakan yang tertera di resume medis dengan memperhatikan tatalaksana dari setiap diagnosanya. Petugas coder Melakukan koding berdasarkan resume medis sesuai dengan ICD 10 dan ICD 9 CM. Bila terdapat resume medis yang belum diisi atau kurang lengkap, tim koding menghubungi DPJP. Selanjutnya petugas coder melaksanakan grouper dengan aplikasi INA CBGs untuk menentukan besar tarif yang akan dibayarkan oleh BPJS untuk rumah sakit. Tim koding, mengkode menggunakan ICD-10 volume III tahun 2016 untuk menemukan diagnosa yang dicari, dan menggunakan ICD-10 volume I tahun 2016 Tabular List untuk memeriksa kebenaran nomor kode diagnosa yang dipilih. Tindakan/Prosedur tim koding menggunakan ICD-9 CM tahun 2010 Petugas coder Melakukan print lembar kemenkes untuk disatukan dengan berkas tagihan dan semua berkas diserahkan ke verifikator BPJS di verif layak / tidak layak Tim koding mencantumkan kode diagnosa dan tindakan di aplikasi E-Klaim INA CBGs Sebelum di grouper dan final, tim koding kembali melakukan verifikasi untuk kesesuaian berkas antara lain SEP, tanggal masuk dan tanggal keluar, serta Nominal biaya yang tertera di E-Klaim. Sumber referensi data tabel Standar Prosedur Operasional Coding and Grouping Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 922 Terdapat perubahan signifikan pada isi prosedur SOP tersebut yang semula hanya 5 tahapan prosedur pengkodean menjadi 6 tahapan prosedur pengkodean yang mendetail pada prosedur nya yang akan dibuat. Sebelumnya staf mobilisasi dana melakukan penarikan data dari SIM RSKD menggunakan sistem bridging namun diganti dengan tim koding melakukan pengkodean berdasarkan resume medis menggunakan ICD-9 CM dan ICD-10 volume I tahun 2016 lalu menginput kode diagnosa dengan tindakan duplikasi INA CBG's untuk kemudian diverifikasi kembali berkas berupa SEP, tanggal masuk dan tanggal keluar, nominal biaya yang tertera di E-Klaim. Tabel 2. Hasil persentase ketepatan kode diagnosis kasus bedah pada pasien rawat inap bulan Oktober - Desember tahun 2021 di RSKD Duren Sawit Ketepatan kode diagnosis Utama Terdapat 58 dari 91 rekam medis kasus bedah kode yang tepat Terdapat 33 dari 91 rekam medis kasus bedah kode yang tidak tepat Total keseluruhan yang diambil adalah 91 rekam medis kasus bedah diagnosis utama Ketepatan Kode diagnosis Sekunder Terdapat 84 dari 91 rekam medis kasus bedah kode yang tepat Terdapat 7 dari 91 rekam medis kasus bedah kode yang tidak tepat Total keseluruhan yang diambil adalah 91 rekam medis kasus bedah diagnosis sekunder Hasil dari persentase Akurasi kode diagnosis untuk kasus bedah pada pasien rawat inap bulan Oktober – Desember tahun 2021 di RSKD Duren Sawit diperoleh pada kode diagnosis utama sebanyak 58 63,74% rekam medis yang tepat, dan ditemukan sebanyak 33 36,26% rekam medis yang tidak tepat. Dan pada kode diagnosis sekunder memiliki nilai ketidaktepatan yang cukup rendah yaitu sebanyak 7 0,92% rekam medis dan kode diagnosis sekunder memiliki nilai ketepatan yang sangat tinggi yaitu sebanyak 84 99,08%. Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 923 Tabel 3. Hasil persentase ketepatan kode diagnosis utama berdasarkan karakter kasus bedah pada pasien rawat inap bulan Oktober - Desember tahun 2021 di RSKD Duren Sawit Tabel 4. Hasil persentase ketepatan kode diagnosis sekunder berdasarkan karakter kasus bedah pasien rawat inap bulan Oktober - Desember tahun 2021 di RSKD Duren Sawit Sesuai dengan tabel yang telah ditampilkan terdapat hasil tertinggi dari persentase ketidaktepatan kode diagnosis utama pada karakter ke-4 sebanyak 31 34,07%. dari hasil ketidaktepatan tersebut ada juga hasil tertinggi dari ketepatan kode diagnosis utama pada karakter ke-3 sebanyak 3 3,30% sedangkan hasil tertinggi dari persentase ketidaktepatan kode diagnosis sekunder terdapat pada karakter ke-4 sebanyak 7 100% rekam medis. Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini, dilakukan oleh peneliti di RSPAD Gatot Subroto tahun 2018 mengenai ketepatan pengkodean diagnosa utama kasus bedah pada pasien rawat inap, penelitian tersebut mengambil sampel sebanyak 75 rekam medis, dari hasil penelitian tersebut didapatkan kode yang tidak tepat sebanyak 33 45,3% dan kode yang tepat sebanyak 42 54,7%, ketidaktepatan kode terjadi karena faktor dari tulisan dokter yang sulit dibaca serta pengetahuan dan keterampilan petugas koding dalam mengkoding diagnosis. Terdapat hambatan dari identifikasi faktor 5M ketidaktepatan pengkodean, yang mempengaruhi ketepatan kode diagnosis kasus bedah pada pasien rawat inap di RSKD Duren Sawit ada 2 yaitu faktor man manusia karena kurang teliti nya dokter dalam menginput diagnosis, serta kurang telitinya petugas koding dalam memeriksa kembali kode diagnosis yang tidak tepat, kompetensi petugas koding juga berpengaruh dalam pengkodean, petugas koding yang tidak memiliki latar belakang perekam medis memerlukan pembelajaran lebih dalam lagi khususnya terhadap pelaksanaan pengkodean, Menurut Undang-Undang Pasal 46 No 29 tahun 2004 menjelaskan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis, Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 924 rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pelaksanaan pengkodean di RSKD Duren Sawit sudah memiliki Standar Prosedur Operasional Operasional SPO yang disahkan pada tahun 2016, namun untuk pelaksanaan pengkodean saat ini, menggunakan prosedur terbaru yang memiliki 6 tahapan pada tiap tahapannya sudah terlaksana dengan baik. Berdasarkan 91 kasus bedah pasien rawat inap bulan Oktober-Desember tahun 2021 ditemukan sebanyak 58 kode diagnosis utama pada rekam medis yang memiliki ketepatan dengan persentase sebesar 63,74% Dan ditemukan sebanyak 33 kode diagnosis utama pada rekam medis yang memiliki kode kurang tepat dengan persentase sebesar 36,26%. Sedangkan pada kode diagnosis sekunder ditemukan sebanyak 84 rekam medis yang memiliki ketepatan dengan persentase sebesar 92,30%, ketidaktepatan pada kode diagnosis sekunder ditemukan lebih sedikit dibanding dengan ketidaktepatan kode diagnosis utama yaitu sebanyak 7 rekam medis dengan memiliki persentase sebesar 7,70%. Ketidaktepatan terjadi pada diagnosis utama terbanyak pada karakter ke-4 sebanyak 31 34,07% rekam medis dalam pemberian kode yang kurang sesuai. Ditemukan ketidaktepatan kode diagnosis sekunder sebanyak 7 rekam medis disebabkan karena pemberian kode yang kurang sesuai pada karakter ke-4. Hambatan yang terdapat pada pelaksanaan kodefikasi penyakit berdasarkan unsur 5M Man, Money, Machine, Method, Material didapatkan 1 faktor yang menjadi hambatan yaitu Faktor Man Manusia Kurang telitinya dokter dalam memilih kode yang sesuai dengan diagnosis yang diberikan. Kurang telitinya petugas koding dalam memeriksa kembali diagnosis yang kurang tepat pada diagnosis. Petugas koding bukan lulusan dari akademi rekam medis sehingga masih harus menjalani pembelajaran lebih dalam lagi mengenai pengkodean diagnosis. BIBLIOGRAFI Abduh, R. 2021. Kajian Hukum Rekam Medis Sebagai Alat Bukti Malpraktek Medis. De Lega Lata Jurnal Ilmu Hukum, 61, 221–234. Afrillia, I. 2017. Ketepatan Kode Diagnosis pada Klinik Bedah berdasarkan ICD-10 di RSUD Wates Triwulan I 2017. Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Indawati, L. 2017. Identifikasi Unsur 5M Dalam Ketidaktepatan Pemberian Kode Penyakit Dan Tindakan Systematic Review. Indawati, Laela. 2019. Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim BPJS Rawat Inap Di RSUP Fatmawati Tahun 2016. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia JMIKI, 72, 113. Ririn Rahayu, Laela Indawati, Lily Widjaja, Nanda Aula Rumana /Cerdika Jurnal Ilmiah Indonesia, 211, 917-925 Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada Kasus Bedah Pasien Rawat Inap di RSKD Duren Sawit 925 Irmawan, Kristina, S., & Qorbaniati, N. 2013. Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Neoplasma Di RSUD Banjarbaru. Kesehatan Indonesia, 43, 15–18. Isnaini, V. A. 2019. Strategi Perbaikan Ketidaktepatan Kodefikasi Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Icd-10 Dengan Pdca Di Puskesmas Sukodono Lumajang. Prosiding RMIK Politeknik Negeri Jember, 11. Maryati, W., Rahayuningrum, I. O., & Sari, N. P. 2020. Dampak Beban Kerja Coder yang Tinggi Terhadap Ketidakakuratan Kode Diagnosis. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia JMIKI, 81, 49. Mussy, N. 2018. Tinjauan Ketepatan kode Diagnosis utama Kasus Bedah Umum pada Pasien Rawat Inap di RSPAD Gatot Subroto Bulan Januari Tahun 2018. Universitas Esa Unggul. Nur Sausan, R., & Sukawan, A. 2022. Accuracy Of Diagnostic Codes In Referral Patients Based On Icd–10 At Uptd Puskesmas Cigeureung. Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 11, 23–30. Pardede, R. 2020. Kelengkapan Resume Medis Dan Keakuratan Kode Diagnosis Klaim Bpjs Rawat Inap Di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 112, 300–309. Pasaribu, J. S., & Sihombing, J. 2017. Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berbasis Web Di Klinik Sehat Margasari Bandung. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 33, 2407–3911. Rahmadhani, I., Wijayanti, R. A., & Nuraini, N. 2020. Analisis Ketidaksesuaian Kode Diagnosis pada SIMRS dengan Berkas Klaim BPJS Klinik Obgyn. J-REMI Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 14, 545–552. Rohmah, A. N., Nurmawati, I., Muflihatin, I., & Syaifuddin, S. 2020. Analisis Penerapan RME Pada Unit Coding Rawat Jalan RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. J-REMI Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 14, 431–438. Siska, F. 2019. PENGARUH PEMBERIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI APPENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG. Prosiding Seminar Nasional, 47–55. World Health Organization. 2017. World Health Organization WHO Global Health Estimate. © 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution CC BY SA license ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PardedeResume medis dan keakuratan kode diagnosa adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari klaim BPJS rawat inap. Jumlah pending klaim BPJS rawat inap RSUP Dr. M. Djamil Padang per bulan berkisar 170 berkas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelengkapan resume medis dan keakuratan kode diagnosa klaim BPJS rawat inap. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi wawancara. Informan berjumlah 9 orang. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam Indepth Interview, observasi lapangan dan telaah dokumen. Analisa data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan komponen input menunjukan tenaga pengisian resume medis adalah dokter residen, tenaga coder adalah lulusan D3 Rekam, sarana dan prasarana untuk kelengkapan resume medis masih kurang, sedangkan untuk pengkodean sudah mencukupi, SOP secara tertulis sudah ada namun tidak tersebar di semua bagian. Untuk komponen proses kelengkapan resume medis masih ada kekurangan, untuk pengkodean masih ada tenaga coder yang melakukan pengkodean tanpa merujuk ICD 10 dan ICD 9 CM. Validasi resume medis dan validasi kode diagnosa dilakukan oleh case manager. Analisis Kelengkapan Resume Medis dan Keakuratan Kode Diagnosa di RSUP Dr. M. Djamil Padang belum terlaksana berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang dan PMK no 76 tahun 2016. Diharapkan RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat memperhatikan dokter dan coder mulai dari kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku, agar kelengkapan resume medis dan keakuratan kode diagnosa bisa tercapai sesuai RahmadhaniRossalina Adi WijayantiNovita NurainiKetidaksesuaian kode Diagnosis utama pada SIMRS dan pada berkas Kalaim BPJS sangat penting karena jika tingkat ketidakakuratan tinggi maka berdampak pada ketidakakuratan data morbiditas penyakit yang akan mempengaruhi data pelaporan 10 besar penyakit. Berdasarkan data hasil observasi di RSUD DR Saifur Anwar Malang terhadap ketidaksesuain kode diagnosis utama pada SIMRS dengan kode berkas Klaim BPJS menunjukkan bahwa sebesar kode diagnosis utama pada SIMRS tidak diisi atau tidak lengkap, dan sebesar kode diagnosis utama yang tertera pada SIMRS tidak sesuai atau tidak sama dengan kode yang tertera pada berkas klaim casemix, serta sebesar kode yang tertera pada SIMRS sesuai dengan kode yang tertera pada berkas klaim casemix. Tujuan Penelitian ini yaitu Menganalisis Ketidaksesuaian Kode Diagnosis Utama Pada SIMRS Dengan Berkas Klaim BPJS Klinik Obgyn Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang berdasarkan metode Motivation, Opputunity dan Ability. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan pada saat observasi sebanyak 146 berkas klaim BPJS klinik Obgyn pada tanggal 26-28 Februari dan 3 Maret 2020 angka ketidaksesuain kode diagnosis sebesar Dari hasil analisis didapatkan bahwa ketidaksesuain tersebut terjadi karena kurangnya kedisiplinan petugas Koding di poliklinik dalam menginputkan kode di SIMRS, tidak adanya pelatihan terkait tata cara kodefikasi diagnosis yang benar, petugas entri data di poliklinik bukan lulusan rekam medik serta tidak adanyan job description spesifik yang mengatur tentang pelaksanaan kodefikasi diagnosis untuk kasus rawat jalan. Johni Setiady PasaribuJohnson Sihombing[Id]Sistem infomasi rekam medis pasien rawat jalan adalah sistem informasi yang bertujuan mengelola data pasien yang berobat hingga pasien tersebut keluar dari rumah sakit atau klinik pada periode tertentu. Sistem informasi yang dirancang sangatlah penting untuk mencegah terjadinya kesalahan prosedur dalam pelaksanaan pendaftaran dan pengelolaan data. Sistem informasi dalam klinik kesehatan ini adalah sistem informasi yang berisikan data pasien, data obat, data transaksi dan rekam medis pasien. Adapun sebelumnya kinerja sistem dalam pelayanan pasien yang berjalan pada klinik kesehatan secara umum belum optimal karena masih pada pengolahan data pasien dan data rekam medis masih menggunakan media pembukuan atau manual. Pengelolaan data pasien di Klinik Sehat Margasari masih belum efektif karena sistem yang digunakan kurang lengkap sehingga pelayanan pasien menjadi lambat dan rekam pasien sering hilang atau tidak ditemukan. Maka pelayanan pasien menjadi tidak efektif dan efisien, karena sistem manual pembukuan memperlambat pembuatan laporan atau pencarian data pasien. Sistem informasi pelayanan pasien dirancang bertujuan untuk membangun sistem informasi yang terkomputerisasi, sehingga memudahkan pihak klinik kesehatan mengolah data pasien, obat, transaksi, rekam medis, tindakan medis pasien hingga pencetakan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu terbangunnya sistem informasi rekam medis berbasis web untuk memudahkan Klinik Sehat Margasari dalam membantu pengolahan data pasien, obat, transaksi, rekam medis, tindakan medis pasien hingga pencetakan laporan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem informasi rekam medis di Klinik Sehat Margasari sehingga dapat menyajikan informasi yang akurat serta efisien. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem informasi rekam medis pasien rawat kunci Sistem Informasi, Rekam Medis, Pasien Rawat Jalan[En]Medical record outpatient information system is a system that aims to manage the data of patients who register for treatment until the patient is discharged from the hospital or health center in a given period. The information system is important because it is designed to prevent errors in the execution of the procedure of registration and data management so that it can be done as well as possible. This information systems in health clinic is an information system that has patient data, drug data, transaction data and medical records of the patient. As before for the performance of the system in patient care in health clinic in generally not optimal because it is still in the processing of patient data and medical records are still using books or manuals. Management of patient data at the Health Clinic Margasari Bandung is still not effective because the system used is less complete so that the patient's service to be slow and patient records are often missing or was not found. Therefore care patients at health clinic become ineffective and inefficient, because manual system making slow reporting or searching data patient. Patient care information system designed aiming to establish a computerized information system, making it easier for the health clinic process patient data, drugs, transaction, medical records, medical actions to patient until print out of reports. The expected outcome of this research is to build information system web-based to facilitate Health Clinic Margasari Bandung making it easier for the health clinic process patient data, drugs, transaction, medical records, medical actions to patient until print out of reports. Fundamental problem of this research is how to install information system for medical record patient information system at Health Clinic Margasari that make information representation accurately and efficiently. The aim of this research is to produce a information system of medical record AbduhAbduh, R. 2021. Kajian Hukum Rekam Medis Sebagai Alat Bukti Malpraktek Medis. De Lega Lata Jurnal Ilmu Hukum, 61, Kode Diagnosis pada Klinik Bedah berdasarkan ICD-10 di RSUD Wates Triwulan I 2017I AfrilliaAfrillia, I. 2017. Ketepatan Kode Diagnosis pada Klinik Bedah berdasarkan ICD-10 di RSUD Wates Triwulan I 2017. Stikes Jenderal Achmad Yani Unsur 5M Dalam Ketidaktepatan Pemberian Kode Penyakit Dan Tindakan Systematic ReviewL IndawatiIndawati, L. 2017. Identifikasi Unsur 5M Dalam Ketidaktepatan Pemberian Kode Penyakit Dan Tindakan Systematic Review.Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim BPJS Rawat Inap Di RSUP Fatmawati TahunLaela IndawatiIndawati, Laela. 2019. Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim BPJS Rawat Inap Di RSUP Fatmawati Tahun 2016. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia JMIKI, 72, 113. Keakuratan Kode Diagnosis Neoplasma Di RSUD BanjarbaruKristina IrmawanS QorbaniatiIrmawan, Kristina, S., & Qorbaniati, N. 2013. Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Neoplasma Di RSUD Banjarbaru. Kesehatan Indonesia, 43, Beban Kerja Coder yang Tinggi Terhadap Ketidakakuratan Kode DiagnosisW MaryatiI O RahayuningrumN P SariMaryati, W., Rahayuningrum, I. O., & Sari, N. P. 2020. Dampak Beban Kerja Coder yang Tinggi Terhadap Ketidakakuratan Kode Diagnosis. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia JMIKI, 81, 49. Ketepatan kode Diagnosis utama Kasus Bedah Umum pada Pasien Rawat Inap di RSPAD Gatot Subroto Bulan Januari TahunN MussyMussy, N. 2018. Tinjauan Ketepatan kode Diagnosis utama Kasus Bedah Umum pada Pasien Rawat Inap di RSPAD Gatot Subroto Bulan Januari Tahun 2018. Universitas Esa Unggul. RumahSakit Jakarta Pusat menjadi pilihan terbaik masyarakat. RS. St. Carolus salah satu Rumah Sakit di Jakarta Pusat, Indonesia dengan pelayanan terbaik. Dahulu RSPAD Gatot Soebroto ditkesad merupakan rumah sakit tentara Belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat. Jepang dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekan 17 agustus 1945 dikuasai oleh tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige dienst yang dikenal dengan nama "leger hospital Batavia". Pada tanggal 26 Juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Moment bersejarah ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatos Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jenderal Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit angkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang nama Rumah Sakit Angkatan Darat ini. Keberadaan pemeriksaan diagnostic mutakir serta keasrian bangunan dan pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot Soebroto ditkesad ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal sebagai pavilion dr. R. Darmawan, PS untuk rawat inap. Kemudian tahun 1991 didirikan bangunan 6 lantai di paviliun Kartika untuk rawat jalan dan rawat inap. Selanjutnya diresmiakn pavilion dr Iman Sudjudi melayani kesehatan ibu dan bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non peviliun untuk perawatan kelas tiga. Saat ini, pelayanan kesehatan dilayani dokter spesialis dan sub spesialis dengan di dukung pelayanan unggulan seperti Minimal Invasive Arthroscopy, Endoscopy Spine Surgery, MSCT 64 slice, MRI 1,5 Tesla, Linac CT simulator, Digital Substraction Angiography 3 D DSA-3D, USG 4 Dimensi. Jl. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat Telp. 021 - 3441008, 3840702, Fax. 021 - 3520619 Email rspadgatsu yanmassum View Larger Map Thanks for reading Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Label Direktori, RS Jakarta Saefullahmeninggal pada 12.55 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Para peneliti menemukan merokok atau vaping dikaitkan dengan lebih banyak kematian akibat COVID-19 dan rawat inap. Baca Selengkapnya. Yang bertanggung jawab atas biaya pemakaman, pengabuan jenazah Covid-19, atau pemindahan makam Covid-19 adalah ahli Asuransi Reliance untuk melahirkan adalah salah satu manfaat yang ditawarkan oleh Reliance Indonesia. Polis asuransi kesehatan ini bisa menjadi opsi untuk kamu yang menginginkan biaya medis selama kehamilan. Biaya medis tersebut meliputi saat dalam keadaan hamil, melahirkan sampai dengan pasca melahirkan. Lantas bagaimana dengan proses klaim asuransi kesehatan, limit sampai dengan rekanan rumah sakitnya? Yuk temukan jawabannya di sini! Asuransi Reliance Indonesia memiliki dua pilihan polis untuk asuransi kesehatan. Polis asuransi kesehatan tersebut adalah Reliance Healthcare dan Reliance Hybrid. Dua polis ini sebenarnya diperuntukan untuk asuransi kesehatan karyawan dengan manfaat pertanggungan yang sangat menguntungkan ketika nasabah dalam kondisi hamil. Sebab kamu tidak hanya akan ditanggung biaya saat melahirkan atau persalinan saja, namun juga beberapa kondisi kehamilan seperti Pertanggungan pemeriksaan selama kehamilan dan pasca melahirkan Biaya perawatan keguguran Biaya per melahirkan, baik itu secara normal maupun operasi caesar Rawat inap akibat komplikasi melahirkan ataupun saat kehamilan Selain itu keunggulan lain yang ditawarkan adalah COB dengan BPJS artinya, ketika BPJS Kesehatan menolak klaim atas risiko tertentu, bisa dialihkan ke Asuransi Reliance Indonesia. Lantas apa saja keunggulan lain produk Asuransi Kesehatan Reliance? Keunggulan tersebut antara lain adalah Sangat fleksibel karena polisnya berbentuk kartu jadi mudah dibawa kemana-kemana Kamu bisa menggunakan selama 24 jam di seluruh dunia. Yang tentunya sangat menguntungkan bagi nasabah pemilik asuransi cover melahirkan sebab dalam kondisi melahirkan normal bisa saja terjadi sewaktu-waktu Provider Asuransi Reliance lebih dari 900 rumah sakit. Yang artinya nasabah bisa mendapatkan fasilitas perawatan dengan mudah Mudah dalam aktivitas dan proses klaimnya. Syarat untuk mengajukan polis asuransi untuk melahirkan dan kehamilan Asuransi kehamilan dan melahirkan umumnya akan memiliki masa tunggu antara 9 sampai 12 bulan. Jadi, setelah masa tunggu tersebut nasabah akan mendapatkan manfaat pertanggungan ketika dinyatakan positif hamil. Umumnya untuk syarat mengajukan asuransi melahirkan baik itu di PT Asuransi Reliance Indonesia dan perusahaan lain adalah sebagai berikut. Umumnya usia ibu 20 tahun maksimal 23 tahun Dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan perusahaan. Yang harus kamu perlu tahu, masa pertanggungan asuransi kehamilan dan melahirkan akan berakhir ketika ibu melakukan persalinan. Sehingga umumnya asuransi yang mengcover biaya persalinan juga menawarkan manfaat pertanggungan asuransi kesehatan. Biaya premi Asuransi Reliance untuk Melahirkan Contoh rincian biaya persalinan normal di rumah sakit sakit di Jakarta umumnya berkisar mulai Rp2 juta. Biaya tersebut tentu saja belum termasuk biaya cek kehamilan rutin tiap bulan, rawat inap rumah sakit dan kunjungan pasca melahirkan. Sehingga akan lebih baik jika nasabah memiliki asuransi yang mengcover persalinan. Meskipun BPJS Kesehatan juga menanggung biaya melahirkan normal. Namun kondisi tentu pada ibu akan membutuhkan penanganan yang segera. Jadi akan lebih baik jika kamu memiliki asuransi khusus melahirkan dan persalinan sebagai perlindungan biaya finansial. Untuk premi asuransi melahirkan akan berbeda dari perusahaan satu dengan yang lain. Kalau besaran premi Asuransi Reliance untuk melahirkan tidak dicantumkan pada situs resmi perusahaan. Jadi kamu bisa menghubungi layanan call center Reliance Asuransi melalui nomor 021 80823177 hunting untuk mendapatkan informasi terkait. Bagaimana cara cek limit Asuransi Reliance? Setiap asuransi kesehatan tentu saja memiliki limit tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Untuk melakukan pengecekan limit asuransi bisa dilakukan dengan kamu. Kamu pemilik Reliance Insurance bisa melakukan dengan cara menghubungi hotline 24 jam yang tersedia secara online tiap harinya. Layanan hotline bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi menyeluruh mengenai Reliance, bukan cuma untuk cek limit tapi juga untuk mengetahui cara menggunakan asuransi Reliance secara keseluruhan. Cara klaim Asuransi Kesehatan Reliance Indonesia Asuransi Reliance untuk melahirkan adalah salah satu manfaat yang ditawarkan oleh polis Reliance Insurance Indonesia untuk asuransi kesehatan. Untuk proses klaimnya sendiri bisa menggunakan dua metode. Metode klaim Asuransi Reliance Kesehatan bisa secara cashless maupun reimbursement. Jika klaim diajukan secara cashless maka nasabah hanya perlu menunjukan identitas diri dan kartu Asuransi Reliance saja untuk mendapatkan perawatan. Sementara untuk pengertian reimbursement adalah nasabah harus membayar biaya perawatan dengan dana pribadi lebih dulu. Nantinya, biaya yang dikeluarkan tersebut akan diganti oleh perusahaan asuransi ketika kamu mengajukan klaim. Proses klaim asuransi secara reimbursement biasanya adalah sebagai berikut. Nasabah asuransi datang ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Kemudian simpan bill biaya rumah sakit, surat keterangan dari dokter, dan dokumen lain yang penting. Selanjutnya hubungi Asuransi Reliance untuk mengajukan klaim, serta melampirkan dokumen yang dipersyaratkan. Dokumen klaim akan diambil oleh Claim Analyst untuk pre-verifikasi. Jika klaim diterima, uang penggantian biaya akan dikirimkan ke rekening nasabah. Biasanya reimbursement klaim akan dibayar maksimal 7 hari kerja setelah dokumen lengkap diterima. Asuransi Reliance rumah sakit rekanan Lebih dari 1300++ daftar rumah sakit Asuransi Reliance Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Tentunya hal ini akan memudahkan para nasabahnya mendapatkan perawatan medis. Apalagi melahirkan dan kehamilan adalah suatu kondisi yang membutuhkan tindakan secara cepat. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa daftar rekanan rumah sakit Asuransi Reliance Jakarta. RS PGI Cikini Jalan Raden Saleh Nomor 40 Jakarta Pusat. Telepon 021-38997777. RS St. Carolus Jalan Salemba Raya Nomor 41 Jakarta. Telepon 021 3904441. RSPAD. Gatot Subroto PAV. KARTIKA, Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 24 Jakarta Telepon 021 3840484 – 3441008 – 376134. RS Hermina Daan Mogot, Jalan Kintamani Raya Nomor 2 Kawasan Daan Mogot Baru, Telepon 021 5408989. KTA Taman Anggrek, Kondominium taman anggrek twr 2, L-7 Kav 21 Slipi Jakarta Barat, Telepon 021 5609432. Kamu bisa cek daftar rumah sakit Asuransi Reliance di daerah lain dengan mengunjungi situs resmi perusahaan. Atau bisa juga dengan cara tab laman Asuransi Reliance di sini! Pertanyaan terkait Asuransi Reliance untuk melahirkan dan kehamilan Asuransi Reliance bisa digunakan untuk apa saja? Manfaat Asuransi Reliance adalah tentu saja sesuai polis yang kamu miliki. Umumnya untuk Reliance Asuransi Kesehatan akan menanggung beberapa biaya seperti Rawat bersalin Rawat inap Biaya perawatan kacamata dan gigi Bagaimana cara menggunakan Asuransi Reliance?Cara menggunakan Asuransi Reliance khususnya untuk mengcover biaya lahiran normal di rumah sakit rekanan bisa dilakukan secara cashless. Yakni cukup menunjukkan kartu anggota Asuransi Kesehatan Reliance pada petugas pendaftaran baik sebelum dan setelah mendapatkan layanan atau perawatan.
Hariini, Selasa (1/6/2021), sebuah pesan berantai di aplikasi WhatsApp mengabarkan bahwa Awang Faroek Ishak meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Namun kabar ini langsung dibantah pihak keluarga. Mantan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak mengisahkan perjuangannya membangun jalan tol di Kaltim 11 tahun lalu.

CekBiaya Kirim Dan Tracking; Mitra Kami; 2/13/2013. Rahasia Dibalik Bawang Dayak : Pereda Autisme (RSPAD) Gatot Subroto, Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD, selain akibat adanya kerusakan pada organ pankreas, lemak pada rongga perut juga memicu diabetes mellitus. Akibat mag, Chusnur Ismiati menjalani rawat inap di rumahsakit di Surabaya

. 334 352 192 85 22 1 38 406

biaya rawat inap rspad gatot subroto